Tulang Bawang Barat-- Juwaini Bandarsah Kepalo Tiyuh Gedung Ratu, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat mengajak para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah untuk mengembangkan usaha dengan bahan baku dan ramah yaitu Tikuw, Sabtu (28/01/2023)
"Saat ini kami perangkat tiyuh sedang menggagas sebuah program UMKM mengajak para pelaku usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya dengan bahan baku dan ramah lingkungan yaitu Tikuw," ujarnya.
"Tikuw merupakan sebuah terobosan baru untuk meningkat UMKM Tiyuh Gedung Ratu, guna menumbuh kembangkan ekonomi kreatif Tiyuh Gedung ratu," ujarnya.
Tujuan dari program tersebut adalah agar para pelaku usaha UMKM di Tiyuh Gedung Ratu dapat mengembangkan keterampilannya dalam wirausaha serta mempunyai kemampuan dalam menjalankan usaha kecil serta menengah.
"Program tersebut juga bisa melatih para pelaku usaha kecil dan menengah di Tiyuh Gedung Ratu untuk bisa menerapkan keterampilannya dalam wirausaha serta bisa mempunyai kemampuan dalam menjalankan usaha kecil dalam menopang lajunya pertumbuhan ekonomi kreatif di Tiyuh Gedung Ratu," ujarnya.
Selain untuk peningkatan UMKM dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Kedua program unggulan itu juga sebagai upaya pendongkrak Pendapatan Asli Tiyuh (PAT) dan juga sebagai upaya pelestarian lingkungan dan alam.
"Anyaman yang dihasilkan dari bahan baku tikar merupakan peninggalan nenek moyang sejak berapa abad yang lalu. Ditengah gempuran kehidupan modern, tiyuh Gedung Ratu berupaya konsisten mempertahankan kelestarian tikar sebagai produk yang ramah lingkungan," jelas Juaini saat ditemui usai melaksanakan gotong-royong bersama warga di kediamannya, Jumat (27/1/2023).
Juaini menerangkan pelestarian kerajinan anyaman tikar akan di selaraskan dengan program tiyuh wisata. Kedua program unggulan ini sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke tiyuh Gedung Ratu, dengan oleh-olehnya hasil dari kerajinan tangan anyaman tikar.
"Sementara ini baru ada 20 jenis produk rumahan hasil karya ibu-ibu PKK tiyuh Gedung Ratu yang di produksi dari bahan baku tikar. Diantaranya berupa tikar, peci, sajadah, taplak meja, wadah tisu, dan beberapa jenis lainnya. Semua di produksi seunik mungkin dan sebagus mungkin dengan penjualan dengan harga terjangkau," tuturnya.
Sementara, khusus untuk tiyuh wisata, Gedung Ratu akan memoles pinggiran sungai Way Kiri sebagai wisata tempat bersantai keluarga dengan fasilitas gajebo, lampu hias, pondokan dengan menikmati indahnya aliran sungai dan menikmati terbitnya dan terbenamnya matahari, serta ditunjang dengan wisata air dengan sampan dan perahu. Juga tidak kalah penting dilengkapi wisata kuliner ikan bakar dan pindang ikan Baung, seruit khas Lampung.
"Untuk melengkapi tiyuh wisata, tiyuh Gedung Ratu juga menyiapkan rumah adat khas Lampung sebagai penginapan bagi wisatawan yang ingin bermalam di tiyuh Gedung Ratu," terang Juaini.
Dan untuk terus meningkatkan kualitas para pengrajin anyaman tikar, tiyuh Gedung Ratu juga membuat film dokumenter tentang sejarah tanaman tikar atau tikuw, produk kerajinan anyaman tikar, dan bagaimana masyarakat tiyuh Gedung Ratu memanfaatkan tanaman tikar sebagai kebutuhan rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu juga menyiapkan pelatihan bagi para ibu-ibu PKK sebagai tambahan pengetahuan dan kreativitas dengan berkunjung ke sentra kerajinan yang berada di provinsi Jawa Barat.
"Kedepan diharapkan tiyuh Gedung Ratu Tubaba akan menjadi salah satu kampung tujuan wisata dengan ikon yakni tiyuh wisata sungai dan kerajinan anyaman tikar terbesar di Lampung," harapnya. (Istamar)