Peratin Srimenanti Bantah Terkait Dugaan Mark Up Angaran Lomdes

 


Lampung Barat--- Menindak lanjuti pemberitaan Dugaan mark up anggaran Lomba desa ( Lomdes) pekon Srimenanti tahun 2023, peratin setempat, Anggi sangkal anggaran lomdes tersebut di mark up. Selasa, (10/10).

Pasalnya menurut, Anggi pihaknya,  tidak me-mark up anggaran Lomdes pekon  karna pada saat itu semua anggaran pekon belum ada yang turun dan yang ada pihaknya merugi pada acara kegiatan tersebut.

" Jangankan di mark up yang ada saya nombok sampai dengan 16 juta rupiah pada kegiatan lomdes tersebut, " Ungkapnya, kepada media di ruang kerjanya.

Masih menurut dia, berkaitan dengan dugaan yang di mark up angaran pemasangan patok dia menyarankan agar langsung menanyakan kepada aparaturnya yang membidangi dan mengetahui secara teknis karna dirinya tidak mengetahui pasti angaran terkait poin poin yang di tanyakan media.

"  Langsung saja sama aparatur saya, karna mereka yang lebih tahu semua. Nanti kalau saya jawab takut salah dan tidak sesuai, " Elaknya.

Sementara saat di konfirmasi di tempat yang sama, aparatur pekon sri menanti tidak bisa membeberkan angaran secara spesifik terkait anggaran yang yang di gelontorkan untuk kegiatan Lomdes pekon Srimenanti pada awal tahun 2023 lalu. Baik dari anggaran pemasangan patok bambu, nasi kotak dan pemasangan tarup di kegiatan tersebut.

" Kalau untuk patok banyaknya kalau ga salah 5000 buah, dibeli dari masyarakat yang mempunyai bambu di beberapa titik di pekon, tapi kalau untuk anggarannya saya ga inget. Untuk nasi kotak kami ga tau anggarannya, tarup memang dianggarkan jumlahnya jika tidak salah 16 plong tapi untuk total angaran saya tidak tahu, " Ucap  aparatur yang membidangi masing masing seraya garuk garuk kepala.

Selain itu, yang sedikit mengejutkan saat apratur tersebut di minta untuk melihatkan total angaran masing masing poin kegiatan untuk lomdes kepada media tiba tiba sang peratin langsung meningkatkan  nada suaranya,  untuk mengajak debat kusir yang tidak mengahasilkan solusi.

" Saya mau tanya kalian dapatkan RAB tersebut dari mana, apakah semua pekon kalian minta seperti itu?. Yang boleh minta seperti itu hanya inspektorat, " Ungkapnya dengan nada tinggi. 

Seperti diketahui pada pemberitaan sebelumnya Menurut salah satu masyarakat setempat, yang minta identitasnya untuk di anonimitaskan mengatakan, lomba pekon sri menanti pada beberapa bulan yang lalu banyak yang tidak sesuai dengan besaran anggarannya dan bahkan terkesan di mark up. 

" Yang saya rasa di mark up mulai dari hal yang terkecil ajalah, nasi kotak yang dianggarkan mencapai 500 kotak dan snack 500 kotak padahal saat kegiatan tersebut tidak seramai nasi kotak dan snack tesebut, yang dianggarkan hingga Rp12 juta rupiah nasi kotak dan snack sebesar Rp. 5 juta rupiah. Di tambah lagi nasi kotak untuk pembina yang dianggarkan sebanyak 300 kotak berikut snacknya, nasi kotak sebesar Rp. 7, 5 juta rupiah dan snack sebesar Rp. 1,5 juta rupiah, " Ungkapnya, kepada pihak media, di tempat ia bekerja.

Masih menurut dia, selain nasi kotak dan snack ada juga yang janggal yang kasat mata seperti tarup pada kegiatan Lomdes tersebut yang tidak kalah menariknya. Tarup dianggarkan mencapai Rp.13 juta rupiah, padahal pada faktanya tidak sebesar itu biayanya.

" Ya udah kita cek tempat sewa tarupnya dan yang punya tarup juga sudah bilang ko jika tarup yang di sewa hanya menghabiskan Rp. 6,7 juta rupiah saja dan itu semua sudah berikut peralatan pendukung, rias bahkan  sampai ke soun sistemnya lengkap, " Jelasnya, menuturkan.

Di tempat terpisah salah satu narasumber juga yang enggan identitasnya untuk di cantumkan mengungkapkan bahwa tidak hanya itu tapi masih ada yang lain, seperti halnya patok jalan sebanyak 5000 buah yang dianggarkan mencapai Rp.15 juta rupiah itu tidak beli melainkan swadaya dari masyarakat.

" Sepengetahuan saya itu tidak beli dan bahkan kami cari masing masing-masing dan baru setelah pemasangan bersama sama satu dengan yang lainnya, supaya kompak tidak ada yang beli beli bambunya orang cari masing masing ko. Tapi tidak tau apa kalau hanya saya saja yang tidak di beli yang lannya di beli, tapi saya rasa tidak karna saya sempat komunikasi dengan masyarakat yang lainnya saat pemasangan patok tersebut, " Bebernya.

Sementara, Peratin Srimenanti, Anggi sangat di sayangkan hingga berita ini diterbitkan belum ada klarifikasi dari pihaknya. Meskipun awak media sudah mencoba menyambangi ke kediamannya, dikantornya namun tidak ada bahkan kantor dan rumahnya tutup semua. Selain itu juga pihak media sudah mencoba menghubungi via telpon dan WhatsApp meskipun active namun tidak ada jawaban. ( Mr.hidayat)